Beberapa waktu lalu, saya mendapati sebuah video postingan di forumnya kaskus. Video yang berdurasi hanya beberapa menit itu menayangkan gambar rekaman hewan semacam kutu air yang memangsa habis seekor ikan hanya dalam hitungan detik, mirip-mirip gerombolan piranha yang menyantap mangsanya di pedalaman amazon sono.
Ada judul yang membuat orang penasaran sekaligus mendongkrak postingan tersebut menjadi hot thread di kaskus, bahkan beberapa blogger wordpress juga kebagian BOTD ketika menampilkan video tersebut; MONSTER ANCOL, dan Ancol disebut karena video tersebut diambil di pantai Ancol, sebuah kawasan pariwisata pantai Jakarta.
Konon WALHI juga berkomentar ttg keberadaan ‘monster tersebut’, bahkan mengatakan pencemaran yang terjadi di pantai Ancol bertanggung jawab atas munculnya monster tersebut.
Benarkah adanya monster tersebut?
Jika benar keberadaannya, tentu saja kehadiran spesies mirip predator yang mengerikan itu akan mengancam paling tidak dunia bisnis PT. Jaya Ancol, dan lalu pariwisata pantai Indonesia pada umumnya, serta jangan lupa, ancaman kelaparan gizi dari ikan jika manusia kalah bersaing dengan para monster tersebut, atau akankah seperti di film-film fiksi hollywood?
Jika benar adanya monster tersebut, tentu itu menjadi sebuah berita bagus sekaligus tantangan bagi dunia penelitian indonesia, sebuah spesies baru ditemukan.
Mengacu pada komentar WALHI yang tidak mengherankan munculnya monster ancol dengan pencemaran oleh limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), saya menyimpulkan bahwa WALHI ingin mengatakan bahwa sebuah spesie kutu air bermutasi menjadi jenis spesies baru yang lebih ganas.
Saya merasa aneh, adakah mutasi pada dapat merubah makhluk hidup menjadi sesuatu yang lain dari fisik, sifat dan perilakunya..
Saya bukan ahli biologi, tetapi saya banyak membaca bahwa tidak ada mutasi apapun yang dapat mempengaruhi sebuah spesies menjadi lain dari perilaku atau menjadi spesies yang sama sekali baru.
Mutasi didefinisikan sebagai pemutusan atau penggantian yang terjadi pada molekul DNA, yang terdapat dalam inti sel makhluk hidup dan berisi semua informasi genetis. Pemutusan atau penggantian ini diakibatkan pengaruh-pengaruh luar seperti radiasi atau reaksi kimiawi. Setiap mutasi adalah “kecelakaan” dan merusak nukleotida-nukleotida yang membangun DNA atau mengubah posisinya. Hampir selalu, mutasi menyebabkan kerusakan dan perubahan yang sedemikian parah sehingga tidak dapat diperbaiki oleh sel tersebut.
Mutasi, yang sering dijadikan tempat berlindung evolusionis, bukan tongkat sihir yang dapat mengubah makhluk hidup ke bentuk yang lebih maju dan sempurna. Akibat langsung mutasi sungguh berbahaya. Perubahan-perubahan akibat mutasi hanya akan be-rupa kematian, cacat dan abnormalitas, seperti yang dialami oleh penduduk Hiroshima, Nagasaki dan Chernobyl. Baca lebih lanjut di sini: http://ariecyber.blogdrive.com/archive/40.html
Monster ancol atau entah apa namanya, jelas bukan makhluk yang keracunan limbah lalu berubah laiknya Peter Parker yang keracunan bisa laba-laba lalu berubah jadi spiderman, atau musuhnya yang seorang peneliti, karena kecelakan ia berubah jadi makhluk menyeramkan bertangan gurita.
Monster ancol mungkin saja spesies yang sama sekali baru, seperti penemuan spesies-spesies baru yang kini marak. Konon fenomena penemuan spesies-spesies yang belum pernah tercatat kini lebih kerap terjadi, setiap 2 tahun, bahkan di hutan kalimantan. Di sana, beberapa tahun lalu pernah terekam kamera pengintai seekor spesies mirip kucing yang belum pernah dikenal sama sekali.
Jika benar kemunculan monster ancol ini, maka akan sangat berdampak buruk bagi sumber daya kelautan Indonesia. Jika segera tidak dilakukan langkah-langkah semestinya dari instansi yang berkepentingan, isu tidak benar seperti mutasi sebagainya akan memperburuk citra indonesia. Sia-sia saja kedatangan pangeran charles beberapa waktu lalu yang diusahakan mendongkrak image pariwisata indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar